Boston (ANTARA/Reuters) - Para peretas yang berafiliasi pada kelompok Anonymous menyiarkan ratusan ribu alamat "surel" (surat elektronik) milik pelanggan perusahaan analisis intelijen swasta, Strategic Forecasting Inc, serta ribuan pelanggan nomor kartu kredit.
Daftar tersebut, yang disiarkan di Internet, Kamis larut malam (29/12), meliputi banyak orang termasuk mantan wakil presiden AS Dan Quayle, mantan menteri luar negeri AS Henry Kissinger dan mantan direktur CIA Jim Woolsey. Mereka tak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Daftar itu juga berisi informasi mengenai banyak orang yang bekerja buat perusahaan besar, kontraktor utama pertahanan dan militer AS. Para peretas tersebut bisa memanfaatkannya untuk mengincar mereka dengan surel yang berisi virus dalam satu pendekatan yang dikenal dengan nama "spear phishing".
Faksi Anonymous, Antisec, akhir pekan lalu mengungkapkan kelompok tersebut telah menyerang perusahaan itu, yang sangat terkenal dengan nama Stratfor, dan dijuluki "CIA bayangan" sebab perusahaan tersebut mengumpulkan keterangan intelijen yang tak rahasia mengenai berbagai krisis internasional.
Para peretas itu telah berjanji disebarkannya data yang dicuri akan menimbulkan "kekacauan". Juru bicara bagi kelompok tersebut menyatakan melalui Twitter bahwa surel yang akan disiarkan dari perusahaan itu akan memperlihatkan "Stratfor bukan `perusahaan berbahaya` sebagaimana perusahaan tersebut berusaha menggambarkan dirinya".
Antisec belum mengungkapkan kapan perusahaan tersebut akan menyiarkan surel itu, tapi banyak pengulas keamanan mengatakan surel tersebut mungkin berisi keterangan yang dapat membuat malu pemerintah AS.
"Surel itu akan jadi dinamit dan mungkin memberi banyak informasi bermanfaat kepada musuh pemerintah AS," kata Jeffrey Carr, kepala pelaksana Taia Global Inc dan penulis buku "Inside Cyber Warfare: Mapping the Cyber Underworld".
Stratfor mengeluarkan satu pernyataan pada Jumat untuk mengkonfirmasi alamat surel yang diterbitkan telah dicuri dari bank data perusahaan tersebut, demikian laporan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu pagi. Ditambahkannya, perusahaan itu membantu pelaksana hukum menyelidiki masalah itu dan melakukan penyelidikannya sendiri.
"Di Stratfor, kami berusaha membina budaya pengawasan dan analisis, dan kami ingin memastikan teman serta pelanggan kami bahwa kami akan menerapkan standar yang sama aktifnya dalam melaksanakan wawancara internal kami," demikian antara lain isi pernyataan tersebut.
"Ada ribuan alamat surel di sini yang dapat dimanfaatkan buat serangan `spear phishing` sehingga dapat merusak keamanan nasional," kata John Bumgarner, kepala petugas teknologi di U.S. Cyber Consequences Unit, kelompok nir-laba yang mempelajari ancaman di dunia maya.
Namun Pentagon menyatakan dinas pertahanan AS itu sejauh ini tak melihat ancaman.
sumber berita click disini
0 komentar sobat dream cyber comunity :
Posting Komentar
komentar yang tidak sopan akan di hapus...terima kasih :-*